Rabu, 14 Maret 2012

Kau Mampu Asal Kau Mau

      Siang ini aku harus menulis. Ya, harus menulis dan harus tuntas satu tulisan. Ini saat aku diam, sendiri dalam ketenangan. Tak ada orang-orang yang mengenalku yang akan menyapaku, apalagi ngajak ngobrol. Ya, aku ingin tenang, ingin sendiri sekarang ini.
      Dalam ketenangan ini aku lakukan evaluasi, apa saja yang telah aku lakukan beberapa pekan terakhir ini. Cukup produktifkah? Oh, coba aku ingat-ingat dulu.

      Ketidak teraturan masih menyelimuti diriku. Menejemen aktifitas yang kurang cerdas masih terinstal di hari-hariku. Karna hal itu, beberapa point penting yang mestinya menjadi prioritas pikiran dan tindakan, sadar atau tidak telah aku marjinalkan.
      Fitnah syahwat, kedangkalan dzikir, dan kurangnya motivasi. Paling tidak tiga hal ini yang memosisikan diriku pada level yang kurang 'bergengsi'. Aku tau kalau perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam. Itu adalah sunatullah. Tapi sekarang ini aku memiliki tipe pribadi yang cenderung berinstrospeksi. Aku lebih enjoy ketika bisa berkaca diri, mengoreksi kesalahan-kesalahan, dan mengakui dengan sepenuh hati akan kesalahan-kesalahan itu. Aku begitu menikmati tindakan ini. Jika kondisi lingkungan, dengan izin Allah Swt sampai menyeretku pada kebobrokan, itu tetaplah salahku. Kenapa aku tak memperkokoh benteng pertahananku kalau sebenarnya Dia memberi kemampuan itu?
      Allah Swt berfirman:
      "Aku tak membebankan pada seseorang kecuali sesuai kemampuannya..." QS. Al Baqarah 286.
      Syukur. Siang ini aku memertanyakan apa itu syukur yang telah aku haturkan pada-Nya. Malu rasanya aku pada Allah Swt. Aku ingat ucapan; "innalhamdalillah.." yang aku ucapkan dalam kultum, dalam kondisi hati yang tak bergetar sama sekali, dalam ekspresi muka yang datar, dalam ucapan yang minim konsentrasi dan agak tergesa. Begitu itukah yang namanya pujian pada Allah Swt? Begitu pulakah ekspresi syukur pada-Nya? Astahgfirullahaladhiim wa atubuilaik..
     Kutegaskan lagi pada diriku siang ini, di masjid besar nan tua ini. Hai diriku, syukurilah kemampuan-kemampuan yang telah Allah Swt karuniakan padamu. Sungguh, kau mampu melakukan yang lebih baik dari yang telah kau lakukan di hari-harimu yang lalu. Kau mampu tetap bertahan dari hempasan-hempasan angin di sekitarmu yang mengarahkan pada posisi yang bobrok nan hina. Kau mampu dan kau mampu, asal kau mau!!

      Dan pada paragraf terahir tulisan ini dikatakan  bahwa tulisan ini tak berguna jika tak ada perubahan pada diriku mulai detik ini. Yang terpenting bukan teori, tetapi aksi. Dan.... sekarang aku beraksi!


ibudh
Masjid Agung Surakarta, 07  04  1433 

1 komentar: